Teruntuk Uwais: Satu Tahun Cahaya Hidup Kami
Hai Uwais sayang❤️❤️❤️
Tepat setahun yang lalu kami menantikan kehadiranmu. Genap sudah satu tahun ya Nak, selamat ulang tahun sekali lagi sayang.
Nak, sejak pertama kali kami bertemu denganmu, terlebih mendengar tangisan pertamamu itu, kami terutama Umi berasa terlahir kembali Nak. Sebenarnya diriku tau dunia ini tak lagi sama, tapi dunia ini terasa berubah menjadi lebih indah terlebih kami bersyukur Allah telah menitipkanmu dalam hidup kami.
Nak, kamu tau ketika kami sepenuhnya belum bersiap menjadi orangtua namun kau hadir di tengah kami, kami sejujurnya belajar banyak hal Nak. Kami belajar melawan rasa egois kami, kami berjuang dengan ketidakberdayaan ini karena salah satu kekuatan kami adalah kamu Sayang. Dan kami memang masih jauh dari kata sempurna, bahkan kami banyak kurangnya. Tapi tau kah kamu, jika ada satu nyawa lagi yang harus dipertaruhkan kami sanggup dan tidak akan menolaknya, Nak.
Kami tau jika duniamu ini adalah kami. Kami tau setiap tangisanmu itu adalah bukti kami sangat dibutuhkan, kami tau bahwa ketika malam berubah menjadi siang dan siang tetap harus beraktivitas kembali, kami pastikan kamu tetap menjadi cahaya kami, Nak.
Kami merasakan banyaknya pahit hidup, kami merasakan banyak kegelisahan dalam hidup. Tapi kamu akan kami semogakan sampai kelak menjadi orang yang beruntung itu Nak. Jika kami tiada kamu harus tau bahwa jalan yang benar itu hanyalah bersujud pada-Nya.
Inilah Cerita Umi Memperjuangkanmu
Nak, ada satu hari di tanggal 29 Oktober. Malam itu, sejenak dunia terasa lambat. Umi masih ingat saat perut ini sangat mengeras, rasa sakitnya tak pernah Umi rasakan sebelumnya. Abimu mencoba menenangkan, memberikan pelukan dan dukungan padahal hatinya juga tak karuan. Kami mencoba duduk tenang tapi semakin Umi tenang rasa sakitnya ini tak tertahankan, Nak.
Dan setelah tiga jam itu kontraksi datang sangat rapat tak menunggu lama pukul setengah empat dini hari Abimu gemetar membawa mobil ke rumah sakit Mutiara Bunda Padang. Sepanjang perjalanan Umi merintih tapi satu hal yang membuat Umimu ini bertahan bahwa ada bayangan dirimu yang aku nantikan.
Sesampainya di rumah sakit, Umi menahan sakit dan takut. Bahkan kamu harus tau bahwa Umimu ini takut jarum suntik, Nak. Bahkan untuk menginap di rumah sakit saja tidak pernah. Tapi aku rela jika itu hanya buat melahirkan dirimu. Aku hilangkan semua ketakutan itu agar kami bisa melihat dirimu kelak hadir di tengah kami.
Ada moment di saat Umi hampir menyerah, Abi menguatkan Nak "Ayo semangat... Bismillah.." Dan lantunan doa-doa yang dilirihkannya. Kami mendengar azan usubuh berkumandang, saat itu Abimu berlirih "Anaknya tunggu azan subuh selesai nih"
Dan benar saja, tepat pukul 5.30 dini hari setelah azan berkumandang seketika tangisanmu memenuhi ruangan. Umi meneteskan menangis tapi menangis bahagia, menangis haru dan lega Nak.
Di hari itu, Umi tak hanya melahirkan seorang anak lelaki ganteng. Tapi juga Umi terlahir kembali Nak.
kehadiranmu membuat kami belajar mengerti ketulusan, cinta, sekaligus keberanian yang tidak pernah kami dapatkan sebelumnya. Kamu membuat semua perjalanan ini berharga.
Dan kamu tau ada hari dimana aku lelah, ada malam ketika kamu terbangun berkali-kali dan Umi kehabisan tenaga. Tapi setiap kali kamu memelukku erat, menggenggam jemari ini, terlebih menatapku dengan penuh syarat rasanya semua lelah itu berubah, Nak. Lelah menjadi hilang seketika.
Perjuangan Abi Sosok di Balik Layar
Nak, ada satu hal yang ingin Umi ceritakan. Jika bukan karena sosok Abimu, di balik layar ini. Dia seorang pekerja keras, seorang Ayah yang penyayang, dan mau bekerja sama di hari-harimu.
Ia tak takut untuk memelukmu, menggantikan popokmu, menenangkanmu, bahkan memperjuangkan segalanya untukmu, Nak. Nak, mungkin kamu tidak selalu melihat Abi di rumah. Tapi dia orang yang berusaha keras, pergi bekerja meski tubuhnya lelah, mencari cara agar masa depan kita lebih baik, Nak.
Sering kali Abi pulang dengan wajah letih, tetapi saat melihatmu, semua lelahnya seolah hilang.
Kami ingin kamu tumbuh dengan sangat baik dan beruntung dari kami, Nak. Kami memastikan kamu tidak kekurangan apa pun. Dan seperti apapun langkah yang kami ambil, selalu ada kamu di dalam doanya.
Kamu adalah alasan terbesar mengapa Abimu dan Umimu bertahan dalam hari yang berat yang tak pernah dibayangkan, kamu alasan terbesar mengapa kami harus menjadi orangtua yang baik. Kami ingin kamu tetap mengerti kelak dunia kami semua untukmu, Nak.
Tumbuh Bersamamu, Setahun Berlalu
Nak, setahun telah usiamu. Terima kasih Nak telah tumbuh dari bayi mungil yang hanya menangis dan tidur, kini kamu sudah belajar berdiri, merangkak cepat, dan memanggil “Umi” dan “Abi/Papa” dengan suara khasmu yang membuat semua orang bahagia.
Tapi yang mungkin tidak kamu sadari adalah: kami juga tumbuh bersamamu.
Uwais sayang, masa depanmu adalah harapan terbesar kami, Nak. Kami tidak ingin menentukan siapa kamu harus jadi nanti. Kami hanya ingin kamu tumbuh sebagai anak yang bahagia, sehat, lembut hatinya, dan kuat dalam segala langkahnya. Semoga dunia memperlakukanmu dengan sangat baik, semoga kamu dikelilingi cinta, dan semoga Allah selalu memudahkan semua jalanmu.
Nak, Umi dan Abi berjanji akan terus belajar menjadi orang tua yang lebih baik, agar kamu tumbuh dalam lingkungan yang penuh kasih dan cinta. Hiduplah lebih bermanfaat, masa depanmu masih sangat panjang, tapi kami percaya, selama kita bersama, semuanya akan baik-baik saja.
Terima Kasih, Uwais Sayang. Selamat Berulang Tahun ke-1, Uwais Nak Sayang❤️❤️❤️
Terima kasih untuk satu tahun yang indah ini. Terima kasih sudah mengubah dunia Umi dan Abi dan insyaallah kami akan berusaha selalu menjadi versi terbaik dari diri kami. Terima kasih sudah menjadi cahaya yang menerangi setiap langkah kami.
Sekali lagi, selamat ulang tahun yang pertama, Nak Sayang.
Dari umi dan abah, yang akan mencintaimu selamanya❤️❤️❤️










No comments:
Terima kasih atas kunjungannya, dont forget tinggalkan jejak (Komentar akan dimoderasi) dan saling follow ya, thanks 🙏😊