Semangat Anak Muda Talang Babungo Menyemai Perubahan
![]() |
Doc: Silek Mencerminkan Kerja Keras dan Semangat Anak Muda |
Di sebuah desa Talang Babungo yang sejuk nan asri terhampar nikmat Tuhan yang nyata berupa keindahan perbukitan serta keelokan desa Talang Babungo. Namun siapa sangka, di balik itu semua tersimpan cerita dan semangat para generasi muda yang tak pernah padam. Kepulangan anak muda ke kampung halaman nan tacinto Semangat Anak Muda Talang Babungo Menyemai Perubahan sejuta harapan dan perubahan yang baru.
Di Ranah Nan Saruang Adat
Di perbukitan nagari di ranah Minang yang mana masih erat akan falsafah Minangkabau "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah". Karena itu dari adat dan syariat tak bisa terpisahkan oleh tatanan kehidupan bermasyarakat, salah satunya semangat bergotong royong.
Falsafah ini bukan hanya sekadar falsafah biasa, namun yang paling luar biasanya adalah ada semangat anak muda dan masyarakat yang satu sama lain saling berkolaborasi dalam mewujudkan aksi nyata. Semua bersatu dalam membangun negeri ini sesuai pedoman hidupnya.
"Dulu ndak ado nan nio datang ka Talang Babungo ko, jan kan datang nan tau sajo indak banyak - Dulu tidak ada yang mau datang ke Talang Babungo, boro-boro datang yang mengetahuinya saja tidak banyak" kenang Bapak Kasri selaku Ketua Kampung Berseri Astra Talang Babungo.
Tak bisa dibayangkan saat itu desa Talang Babungo hanya sebuah desa kecil nan sepi. Jalanan rusak, hasil tani seadanya, bahkan peluang generasi muda untuk bekerja nyaris tidak ada sama sekali. Ya, hanya kemiskinan yang tetap saja menghantui mereka, nyaris tak ada yang tau potensi alam kala itu padahal sebenarnya desanya sangat subur dan makmur. Tapi entah mengapa semua seolah tertidur panjang menunggu tangan yang mau menghidupkannya.
Kisah pahit ini akhirnya berbuah manis berkat tangan-tangan muda-mudi dan masyarakat desa Talang Babungo. Mereka berpangku tangan untuk menyalakan potensi desanya menjadi desa yang inovatif dan inspiratif buat masa depan.
Dari Desa Terisolir ke Desa Inspiratif
Desa Talang Babungo yang dulu terisolir kini berubah menampakkan cahayanya. Desa yang seluas sekitar 85 kilometer persegi ini pernah redup. Namun kini desa Talang Babungo adalah surga yang menginspirasi banyak desa. Perubahan itu dimulai ketika masyarakat terutama para pemuda berkolaborasi dan bermimpi agar potensi lokal lebih maksimal.
Para generasi muda tak lagi menantikan orangtuanya turun dari ladang. Tetapi mereka terjun langsung merasakan kearifan lokal dengan mengelola pertanian desa menjadi lebih modern. Mereka belajar menjadi anak muda yang kreatif dalam melakukan perbaikan desa untuk desa yang bernilai ekonomi dan mapan.
Bahkan para generasi muda menjelma menjadi para petani lokal nan keren dan wirausahawan yang gemar menggali ilmu baik ilmu pertanian hingga ilmu digital marketing. Semua ini mereka lakukan jelas untuk keberlangsungan kehidupan desa di masa depannya.
Tak hanya itu, yang menarik lagi banyak kalangan baik dari para pendatang hingga wisatawan pun datang. Talang Babungo yang berdiri di Kecamatan Hiliran Gumanti ini, tepatnya berada di ranah Minang perlahan mulai dikenali oleh masyarakat luas. Masya Allah!
Semua itu terasa nyata terlebih saat semua masyarakat Talang Babungo berkomitmen mengubah cara pandangnya, kehidupan yang dipandang sebatas rutinitas turun-temurun, kini hadir menjadi harapan besar yang harus dikelola dengan lebih cerdas, dan bersahaja.
Semangat Anak Muda Menggerakkan Ekonomi Desa
Anak muda Talang Babungo percaya bahwa sekecil apapun langkah mereka saat ini tentu harus dimulai dulu. Karena bisa jadi salah satu dari langkah kecil itu menjadi nyata suatu saat nanti. Terlebih, melihat semangat anak muda yang akan menjadi roda penggerak utama perekonomian desa nanti. Merekalah penerus untuk desa Talang Babungo ini.
![]() |
Doc: Melihat Penggilingan Tebu yang masih Tradisional |
Saat langkah kecilku terhenti di sana, pandanganku tertuju pada satu alat tradisional yang besar. Aku menyaksikan sendiri semangat anak muda yang begitu menyala. Dan yang mengharukan sekali, para anak muda pun berkolaborasi dengan para petani lokal. Semangat berkolaborasi tumbuh di antara mereka. Di sanalah aku menyaksikan denyut semangat yang begitu hidup.
Satu di antara mereka mengatakan kepadaku bahwa "Uni dulu aku hanya melihat keringat basah dari orangtuaku, Uni. Namun sekarang aku terpanggil untuk ikut membantunya. Aku masih teringat dulu prosesnya sangat lama, sekarang alhamdulillah sudah lebih cepat dan hasilnya juga baik, Uni" Dia berucap bangga dengan hasilnya.
Aku memperhatikan dengan seksama. Batang-batang tebu ini mereka giling hingga keluar sari manisnya. Cara penggilingannya pun cukup unik yaitu alat giling yang besar ini diputar oleh tenaga manusia hingga perlahan mengeluarkan sari manisnya. Di balik kesederhanaan alat itu, ada semangat mereka yang tetap menyala.
![]() |
Doc: Meminum Tebu Talang Babungo Langsung setelah Proses Penggilingan |
Hasil olahan tebu ini pun langsung aku minum dan hasilnya memang manis tanpa tambahan gula apapun. Memang aku menyaksikan itu, ada rasa haru dan bangga yang sulit dijelaskan. Karena desa kecil yang sepi ini dulu bisa bangkit perlahan. Tentunya semua itu berkat kolaborasi masyarakat terutama para anak muda. Mereka percaya setiap langkah kecil yang mereka lakukan hari ini bisa memberikan harapan baru untuk Talang Babungo menuju masa depan yang gemilang.
Anak Muda Pulang Kampung untuk Menjemput Harapan
![]() |
Doc: Tarian Menjadi Simbol Nafas Baru Anak Muda yang Terus Menghidupkan Desa |
Alasan mereka pulang ke kampung setelah merantau yaitu mereka merasakan adanya perubahan desa secara signifikan. Alhamdulillah, para generasi muda mulai menampakkan dirinya. Mereka yang dulu berusaha mencari pekerjaan dari luar kampung, kini tanpa banyak alasan mereka kembali pulang Talang Babungo. Ya, tentunya mereka sadar adanya peluang baik dari kampungnya sendiri.
Setelah melalui perjalanan panjang, akhirnya para anak muda ini melangkah dan berani bermimpi untuk Talang Babungo. Mereka bergerak memperbaiki sumber daya yang sempat terabaikan dari desa itu. Seperti, pohon aren yang pernah tak tersentuh oleh tangan manusia. Banyak yang tidak tau dan tidak peduli kalau pohon aren itu bisa dikelola dengan baik bahkan menghasilkan cuan yang banyak. Bisa menjadi salah satu usaha dan sumber pencarian bagi warga sekitar.
Saat mereka kembali, mereka kembali menyatukan rasa dan warisan yang tertinggal, karena mereka sadar betapa pentingnya alam Talang Babungo ini buat kehidupan. Dari situ mereka belajar bagaimana cara menyadap gula aren, belajar mengolahnya hingga menjadikan gula aren sebagai gula aren yang bermutu. Mereka berusaha untuk menjadikan hasil produksinya mempunyai nilai yang bernilai tinggi. Mereka mulai belajar dari para tetua kampung hingga menerapkannya langsung agar ilmunya semakin terasah. Dan siapa sangka inilah awal mula kisah perjalanan baru mereka.
Dari Pohon Aren yang Kuat, Tumbuh Semangat Anak Muda yang Baru
![]() |
Doc: Pohon Aren yang Kuat dan Mampu Menghidupi Perekonomian Desa |
~ Setiap batang yang ditebang harus kita tanam lagi, agar rezekinya terus mengalir.
Begitu yang mereka percayai setiap pohon gula aren yang mereka tebang maka wajib ditanam lagi baik dua atau lebih pohon gula aren. Karena mereka percaya, dari situ sumber rezeki mereka tetap mengalir. Walaupun tidak menjadi aturan tertulis tetapi masyarakat terus menjaganya sampai kini. Pohon aren ini mereka jaga dengan penuh kasih, ini bukan tentang sumber kehidupan saja tapi juga warisan rasa dan warisan nilai yang terus tumbuh.
Nilai yang mereka percaya ini selaras dengan falsafah "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah". Bahwa mereka bekerja, memanfaatkan alam, dan membagi hasilnya merupakan salah satu bentuk ibadah yang luar biasa. Semua itu mereka lakukan tanpa meninggalkan adat dan budayanya.
Para generasi muda ini terus berusaha menjaganya, mereka pun ikut membantu proses pengolahannya dimulai dari penyadapan hingga menjadikan gula aren ini sebagai gula yang harum, lembut, dan manis ketika diproduksi.
Mengetuk Kehidupan, Proses Awal Penyadapan
![]() |
Doc: Penyadapan Pohon Gula Aren |
Anak-anak muda Talang Babungo memulai semua dengan proses penyadapan. Proses ini bisa dimulai saat pohon aren telah berumur 7 hingga 10 tahun. Karena saat itu tandan jantannya sudah siap mengeluarkan nira. Akan tetapi sebelum nira itu bisa menetes maka terlebih dahulu harus dibangunkan dulu.
Mereka membangunkan dengan cara memukul lembut tandan jantan menggunakan palu kayu setiap hari. Pukulan ini bermaksud agar merangsang aliran nira jatuh ke dalam batangnya. Proses ini memakan waktu sekitar 1 sampai 2 minggu, setiap pagi dan sore dengan penuh sabar dan ketelatenan.
Kini, di balik pohon-pohon gula aren yang berdiri kokoh dan menjulang tinggi ini, ternyata dulu pohon ini sempat menunggu tangan-tangan yang mau memanfaatkannya. Sampai suatu ketika para generasi muda datang dengan percaya diri membuat pohon gula aren ini sangat berarti lagi. Keren, kan!
Dari Tandan yang Membuka Hati
~ Percayalah disitu kehidupan manis dimulai.
Jika pohon dipukul dengan penuh sabar maka pohon akan membuka hatinya dan mau mengeluarkan setetes air manisnya. Setelah masa pukulan itu selesai, maka tandan jantan mulai melunak dan mengeluarkan aroma yang khas. Inilah pertanda tandan siap untuk dipotong.
Ujung tandan dipotong 5-10 cm dari pangkalnya. Lalu dibiarkan meneteskan cairan agar niranya keluar. Tetesan pertama biasanya belum banyak, hanya beberapa sendok. Dan selanjutnya tetesan nira akan bertambah seiring berjalannya waktu. Percayalah dari situ kehidupan manis dimulai.
Anak Muda Menyambut Tetasan Nira dengan Bumbung Harapan
Setelah dipotong, anak muda menyiapkan wadah bambu atau jerigen bersih di bawah ujung tandan. Wadah ini disebut Bumbung, Bumbung diikat kuat agar tidak jatuh saat nira menetes perlahan-lahan. Dan sebelum ditampung, mulut tandan diusap dengan serabut kelapa yang sudah dicelupkan ke kapur sirih atau air sirih. Hal ini berguna agar tidak cepat asam dan mencegah fermentasi.
Setiap kali panen, ujung tandan dipotong tipis lagi agar nira mengalir deras. Jika sabar dan tekun, pohon gula aren bisa menghasilkan 10 hingga 15 liter per pohonnya dalam sehari.
Tentu, semua proses ini tak selalu mulus. Ada masanya hujan deras dan angin kencang. Lebih lagi, saat bambu penampung patah. Tapi semangat anak muda tak pernah padam. Mereka luar biasa disiplin dalam mengatur waktu. Mereka tutupi wadah dengan daun kelapa dan menjemput nira sebelum matahari terik di siang hari agar kualitas nira tersebut tetap segar. Jika terlambat menjemputnya, maka nira bisa basi sehingga usahanya sia-sia. Hal inilah yang membuat mereka harus terus disiplin.
Hangatnya Tungku Kayu Gula Aren dan Semangat Anak Muda
Setiap bumbung yang sudah penuh maka bumbung langsung dibawa pada pagi harinya ke dapur produksi. Nah, dari dapur produksi yang tidak biasa ini mereka menyalakan semangatnya untuk manisnya produksi gula aren. Mereka menghidupkan api dan mulai memasaknya dengan kesabaran yang tinggi hingga menjadi gula aren.
Setelah disaring, nira dimasukkan ke dalam kuali besar. Api dari kayu bakar menyala perlahan dari tungku kayu dan aroma harum mulai memenuhi ruangan. Mereka bersemangt mengaduk dengan kayu pengaduk yang panjang dan tetap memperhatikan agar nira tidak gosong.
Selama 2-3 jam nira terus diaduk, jika apinya besar maka nira bisa pahit jadi api harus diperhatikan sekali. Jika warnanya sudah berubah menjadi kecoklatan lalu berubah menjadi coklat keemasan tandanya nira sudah berbuih dan matang. Tentunya perhatikan juga suhu serta tingkat kematangannya agar lebih bagus hasilnya.
Cerita Manis Gula Aren Menjadi Cetakan yang Sempurna
![]() |
Doc: Cetakan Gula Aren yang Sudah Jadi |
Saat tekstur sudah berbentuk karamel kental, maka dituangkan nira ke dalam cetakan batok kelapa atau bambu. Beberapa pemuda berinovasi menggunakan cetakan lebih modern berupa silikon, tetapi cetakan lama tidak terlupakan juga.
Tak lama kemudian, gula aren mengeras dan meninggalkan aroma yang khas. Begitu cetakan mengeras lalu dikeluarkan dari cetakan dan dijemur di bawah sinar matahari pagi.
Cetakan demi cetakan dibolak-balik agar kematangannya sempurna. Selain itu, jika hasil cetakan dan sudah menunjukkan hasilnya yang mana sudah berwarna kecoklatan maka tandanya nira sudah siap diangkat.
Nah, setiap kali melihat hasil cetakan berhasil dan mengeras sempurna, ada rasa bangga yang dirasakannya.
![]() |
Doc : Pengolahan Gula Semut Merah dan Hasil Jadi Gula Semut Merah |
Melestarikan Warisan, Membangun Harapan
Dari pohon aren yang kuat, ternyata ada harapan baru yang didapat untuk masa depan masyarakat. Langit Talang Babungo menjadi saksi semua proses perjalanan ini. Selanjutnya, anak-anak muda Talang Babungo akan mengemas gula aren menjadi kemasan lebih cantik dan siap untuk dipasarkan.
Kemasan ini tak dibuat polos begitu saja, tetapi mereka membuat desain yang menarik, label, dan berusaha memasarkan produknya secara online. Kini semangat mereka tak berhenti sampai di tungku kayu tetapi mereka masuk ke ranah digital agar makin banyak masyarakat yang mengenali produk gula aren tersebut.
Yang terpenting mereka akan terus memproduksi gula aren agar perekonomian mereka tetap berjalan. Mereka akan selalu memperluas jaringan dan tetap menjaga tradisi meski sudah masuk ke ranah digital. Kini hasilnya mereka rasakan bersama, rasa bangga itu membakar semangatnya agar selalu membara.
Sampai akhirnya setiap masyarakat bisa bertahan hidup hingga melangsungkan kehidupan yang layak berkat produksi gula aren ini.
Mimpi Menjadi Kenyataan Bersama Kampung Berseri Astra
![]() |
Doc : Sambutan dari Bapak Kasri selaku Ketua Kampung Berseri Astra |
Upaya anak muda dalam mengelola dan membangun kampungnya tak bertepuk sebelah tangan lagi. Hari demi hari, mimpi itu menjadi nyata. Ternyata gula aren yang mereka buat memberikan dampak luar biasa. Dan langkah kaki mereka pada akhirnya menemukan jalan yang terang. Ya, Astra menjawab atas semua keresahannya selama ini. Astra datang membawa cahaya yang luar biasa, Astra hadir membantu masyarakat desa dan membangkitkan potensi lokalnya kembali.
Tepatnya pada tanggal 18 November 2018 Talang Babungo akhirnya meraih penghargaan dinyatakan secara resmi sebagai Kampung Berseri Astra.
Semua perjuangan mereka tak sia-sia. Mereka yang terus mencoba mengirimkan proposal ke Astra ternyata berbalas. Cinta mereka disambut oleh pihak Astra sehingga Astra yang mengetahui potensi lokalnya ini tergerak melakukan inovasi dan transformasi desa. Desa ini sangat potensial, tak tanggung-tanggung Astra membantu dari mulai bidang ekonomi, kesehatan, lingkungan hingga pendidikan di sana.
Semua itu juga tak bisa dicapai karena kerja sendirian melainkan karena kerja keras masyarakat bersama dalam mencapai perubahan. Mereka yang mau bertumbuh dan rela berjuang demi kehidupan yang bermakna. Mereka sadar apa yang mereka lakukan hari ini bukan untuk diri mereka sendiri. Tetapi untuk banyak nyawa dan generasi penerusnya.
Lebih lagi, kedatangan Astra menjadi denyut utama dalam melahirkan perubahan di Talang Babungo. Astra mendampingi para pemuda untuk mengembangkan desanya. Astra memberikan bantuan dana, peralatan, pelatihan hingga peralatan. Termasuk untuk pengembangan sanggar seni dan rumah pintar.
Astra memberikan program pendampingan dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas desa Talang Babungo dan membantu para UMKM untuk kesejahteraan desa. Hingga memberikan pelatihan digital marketing untuk membantu memasarkan produknya secara mandiri. Semua produk telah dipasarkan melalui dua jalur penjualan langsung dan promosi digital di platform seperti Instagram dan Facebook.
Perlahan namun pasti, sektor kewirausahaan di Talang Babungo tumbuh menjadi motor penggerak ekonomi baru. Dari gula tebu hingga gula aren, dari tradisi turun-temurun hingga inovasi modern semua bergerak seiring semangat anak muda dalam membangun perekonomian desa. Dan kini produksi gula aren per harinya bisa mencapa 50 kilogram dengan harga jual sekitar Rp30.000 per 200 gram. Luar biasa, kan!
Penutup
Talang Babungo kini bukan hanya hadir karena alamnya yang indah dan eksotis saja. Tetapi juga karena semangat masyarakat terutama para generasi mudanya yang tak pernah padam. Dari hasil bumi Talang Babungo berupa pohon aren yang tumbuh dan mengakar di sana akhirnya desa ini kembali hidup dan bangkit untuk masa depan. Mereka membuktikan bahwa perubahan tak selalu datang dari luar melainkan tumbuh dari dalam.
Setiap tetes yang tumbuh dari hasil bumi Talang Babungo ini membuktikan bahwa inovasi tak hanya lahir dari kota, akan tetapi bisa terlahir dari desa yang sempat terisolir sekalipun. Inilah bukti bahwa inovasi tumbuh dari mereka yang mau berubah dan bertumbuh menjadi lebih baik.
Kini pertumbuhan ekonomi Talang Babungo telah dirasakan oleh seluruh masyarakat. Para wirausahawan dari UMKM Talang Babungo juga sudah mempunyai koperasi. Hingga kini produk Talang Babungo menjadi produk unggulan, produksi terus meningkat dan pasar pun meluas. Alhamdulillah!
Yuk, mari kita bantu desa Talang Babungo menjadi desa yang inspiratif. Dan kita dukung UMKM Talang Babungo menjadi UMKM yang semakin berdampak buat masa depannya. Sebab setiap tetes manis dari desa ini sesungguhnya tersimpan harapan dan semangat yang nyata.
#SatukanGerakTerusBerdampak #KitaSATUIndonesia
No comments:
Terima kasih atas kunjungannya, dont forget tinggalkan jejak (Komentar akan dimoderasi) dan saling follow ya, thanks 🙏😊