Self Love dengan Fokus pada Prioritas: Perjalananku Menemukan Ritme Hidup

August 02, 2025

Self-love-perjalanan-menemukan-ritme-hidup


Perjalanan Self Love Sesuai Pengalamanku.


Beberapa bulan lalu, aku berada di titik persimpangan. Pekerjaan kantoran yang sudah aku jalani bertahun-tahun terasa aman secara finansial, tapi di sisi lain hatiku seperti tertarik pulang… ke rumah, ke pelukan anakku yang masih kecil dan lucu.


Hingga aku membuat sebuah keputusan untuk resign walau ini bukan hal mudah. Ada rasa takut kehilangan penghasilan tetap, takut dianggap “tidak produktif”, bahkan takut menyesal. Tapi di balik semua ketakutan itu, aku tahu satu hal: aku ingin memprioritaskan hal yang benar-benar penting saat ini— anakku dan keluargaku sendiri.



Menjadi Ibu Penuh Waktu dan Memulai Bab Baru


Hari-hari setelah resign terasa seperti bab baru yang benar-benar berbeda. Pagi aku bikin sarapan untuk keluarga, siang mengurus anak, malam kadang ikut membantu usaha orang tua.


Di tengah rutinitas itu, aku belajar bahwa self love bukan berarti mengutamakan diri di atas segalanya, tapi menghargai diri dengan menjalani peran yang ada secara totalitas.

Aku mulai kembali menulis di blog—sebuah hobi lama yang dulu sering terpinggirkan. Menulis membuatku merasa hidup, memberi ruang untuk berbagi cerita dan inspirasi, sambil tetap bisa ada di rumah.



Belajar dari Nol dalam Dunia Baru


Saat aku menjalankan peran sebagai seorang ibu. Itulah masa aku seperti membuka kisah hidup baru, aku berasa hidup kembali saat anakku lahir. Dan rasanya itu dunia baru ini yang paling berharga sekarang. Dari mendengarkan rengekannya, melayaninya dengan sepenuh hati, sampai memikirkan strategi tumbuh kembangnya—semuanya aku ikuti baik mengikuti akun parenting hingga ikut dalam seminar online.


Aku ingat malam-malam kami begadang sembari aku pumping ASI. Nah hasil ini aku stok buat aku tinggalin kerja besoknya. Justru tidak selalu lancar, kadang ASI aku malah seret dan anakku butuh ASI yang banyak. Tapi saat itu aku tidak bisa memilih karena wajar prosesnya baru saja aku rasakan. Tapi sekarang aku percaya, perjalanan ini bukan hanya soal gelar dan title yang aku raih. Tapi juga anakku sangat-sangat membutuhkanku untuk selalu berada di sampingnya.



Memilih yang Nyaman Tapi Bermanfaat


Banyak orang bilang kalau mau sukses harus keluar dari zona nyaman. Aku setuju, tapi bagiku ada satu hal yang penting: kenyamanan itu juga perlu, asal berdampak baik.

Menulis, berjualan makanan, dan berbagi konten di media sosial adalah hal-hal yang membuatku senang sekaligus memberi manfaat. Aku menemukan bahwa saat kita mengerjakan sesuatu dengan hati, dampaknya bisa lebih jauh daripada sekadar keuntungan materi.



Menjadikan Diri Sendiri Prioritas


Dulu, aku sering menaruh diriku di urutan terakhir. Tapi sekarang aku sadar, kalau aku ingin memberikan yang terbaik untuk keluarga dan pekerjaan, aku harus menjaga “sumber tenagaku” sendiri.


Itu berarti memberi waktu untuk istirahat, menjaga kesehatan, dan mengisi hati dengan hal-hal positif. Karena pada akhirnya, kita semua istimewa dengan segala yang melekat saat ini—dan kita berhak menghargainya.


Self-Love


Penutup


Self love bagiku adalah perjalanan, bukan tujuan. Ini tentang fokus pada prioritas, menerima diri dengan penuh syukur, dan terus belajar menikmati setiap langkah, meski jalannya kadang tidak lurus.


Karena pada akhirnya, hidup bukan sekadar tentang hasil, tapi tentang bagaimana kita menjalaninya.


Sekian dulu artikelku tentang self love yaa, semoga bermanfaat dan suka.

No comments:

Terima kasih atas kunjungannya, dont forget tinggalkan jejak (Komentar akan dimoderasi) dan saling follow ya, thanks 🙏😊

Theme images by diane555. Powered by Blogger.