Peran Sederhana Dalam Keseharian, Story About Life

Peran-Sederhana-Dalam-Keseharian

Halo Buds, apa kabar semuanya? Akhir-akhir ini pada sering banget merasakan sakit gitu gak? Jujur, aku dalam bulan kemarin mudah banget jatuh sakit. Gak tau tiba-tiba udah flu aja, batuk kering, bahkan pernah sampai demam banget gitu. Aku sih jarang sakit, tapi sekalinya dapat ya parah. Parahnya cuma deman begitu aja, jangan doain yang parah lain ya. Mungkin ini salah satu alasan jarang update blog, hehe alasan ya😅 Semoga bulan ini bisa konsisten ngeblog lagi. Aamiin. Kalau gitu aku mau bercerita sedikit nih tentang peran penting dengan menggali dari keseharian aku nih.


Btw, seberapa penting sih peran kita dalam keseharian? Sebenarnya jika kita ingat-ingat satu per satu apa-apa saja peran penting yang dilakoni dalam kehidupan? Mungkin kita akan merasa bahwa diri kita bermanfaat. Diri kita akan berguna sebab sudah membantu orang-orang di sekitar kita lho, gak harus berguna buat negara dan dunia dulu toh? Karena banyak hal-hal di sekeliling kita yang patut ditolong dan membutuhkan kita juga.


Sebenarnya kita gak harus menjadi orang hebat dulu, biar bisa menolong orang lain. Nah kalau tunggu jadi seorang yang hebat dulu, malah membuat kita merasa menjadi manusia remeh. Hey, sebenarnya kita itu bisa saling tolong menolong lho. Hanya saja mungkin karena gengsi dan harga diri membuat diri ini seolah-olah bisa melakukan semuanya tanpa bantuan orang lain. Ya gak, jujur banyak orang yang seperti itu.


Aku menuliskan ini karena aku sadar bahwa diri ini punya peran penting di kehidupan. Peran itu gak hanya dilihat sebagai seorang anak, sahabat, dan teman. Tapi lebih banyak juga dari itu seperti kontribusi hidupku ini tanpa jarang disadari. Misalnya hal seperti ini, aku tiap bangun tidur mempunyai peran yang memiliki peliharaan kucing. Mereka yang minta dikasih makan dulu, sehingga mengingat hal ini aku jadi bersyukur ternyata kucing saja butuh aku lho. Apalagi manusia yang kodratnya jauh lebih membutuhkan satu sama lainnya.


Baik, selain itu aku mau jabarkan satu persatu nih biar lebih detail peran pentingku dari keseharian di rumah. Ini bukan ajang buat pamer, ria, dan sebagainya ya. Ingat! Kalau menurut teman-teman ini baik ambil sisi positifnya, tapi kalau tidak baik tinggalkan tidak usah dihiraukan. Ini hanya refleksi diri, biar merasa lebih bersyukur. Moga-moga ini bisa menginspirasi buat teman-teman juga. 


Baca juga: Konsep Grit, Berawal dari Kegigihan Atas Pencapaian Jangka Panjang


Berikut ini penjabaran dari peran penting dengan menggali diri dari keseharian:


1. Manusia Biasa yang Dibutuhkan oleh Peliharaannya

Peran-Sederhana-Dalam-Keseharian


Kenapa aku memelihara kucing? Ini adalah pertanyaan yang sering didengar dari orang-orang terdekat. Bahkan kucing aku itu bukan kucing ras, tapi mereka adalah kucing kampung gitu. Bisa dibilang mereka sudah dari nenek moyangnya tinggal di rumah aku. 


Kalau ini diceritakan bakalan panjang sih. Jadi singkat ceritanya, aku dulu sebelum tinggal di rumah yang sekarang. Kami sekeluarga punya kucing di rumah lama, dia datang begitu saja sih. Setelah rumah itu dijual, kami tinggal di rumah yang sekarang. Tapi kasihan kalau kami harus meninggalkan kucing yang mereka minta makan hanya di rumah kami saja, alhasil orangtuaku membawa satu kucing itu karena kucing yang lainnya ngambek kami pindahan, hehehe yap satu itu lah yang beranak pinak di rumahku.


Mulai dari satu kucing, dua, lima, sepuluh, dua belas kucing, namun satu persatu mati. Tapi sekarang mereka tinggal bertujuh saja, mudah-mudahan gak bertambah lagi. Tapi ingat setiap jadwal makannya mereka tiba di depan pintu: jam 7 pagi, jam 12 siang, dan jam 6 sore.


Ini waktu mereka tiba dengan muka memelas untuk dikasih makan. Ya, mereka menunggu sambil melihat penuh harap gitu di pintu belakang rumah atau mereka menggaruk pintu sambil mengeong, tapi begitulah mereka. Tiap jam-jam siang atau sore kadang mereka diam-diam cari perhatian dengan duduk di sebelahku sembari mengelus mukanya ke kakiku. Itu tandanya aku harus kasih wiskes kepada mereka, sebagai makanan tambahannya.


Uniknya, kucing aku ini memiliki panggilan khusus lho. Sebut saja “Pasukannn” ketika dipanggil itu mereka dari ujung sana berlari-lari menghampiriku. Itu salah satu kelucuannya yang bikin gemes, kucing kampung yang tau nama mereka. Apalagi jadwal makan mereka, hehehe kebayangkan lucunya seperti apa.


Dan tiap kali kami pergi kadang suka sedih sih, Buds. Aku yang biasanya kasih makan, kalau gak ada aku maka makannya dikasih oleh keluargaku juga. Nah kalau kami pergi semua? Mereka itu tetap menunggu kami di depan pintu tiap jadwal makannya. Mereka gak cari makan kesana-kemari. Nah di sini aku minta tetanggaku memberikan mereka nasi dan lauk. Apalagi makanan mereka hanya seperti lauk direbus, terus gelimang dengan nasi begitu tiap harinya.


Dengan adanya mereka, aku sering terharu gitu. Kadang rezeki aku sengaja lebih buat ngasih mereka. Kami sekeluarga suka kucing, tapi kami gak pernah berlebihan dicium atau digendong begitu, cuma suka kasih makan aja dan seringnya mereka yang malah kasih hiburan ke kami.


Kucing itu tak hanya pelepas capek, mereka mood boster bagiku. Terus kelucuannya juga saat mereka masuk ke rumah buat pergi ke wc saat pup, kalau di luar mereka pup di seberang rumah yang kebetulan ada tanah luas yang kosong. Nah, jadi tidak seperti harus ekstra capek asalkan diajarkan dari kecil seperti aku. Ini aku benar-benar ajarkan dari kucing kecilnya buat membuang pup di wc atau tempat yang disediakan. 


Bahkan karena ada peliharaan, aku tiap ke rumah selalu menjadi orang berharga di depan mereka. Bukan lebay atau gimana yaa. Ini rasa syukur aku sih, kenapa aku memelihara kucing. Aku yakin kenapa mereka di rumahku saja, karena ada rezeki mereka yang harus aku bagikan. 


Jadi, kalau ada kucing pas makan tiba-tiba datang gitu artinya kita harus memberikan rezeki mereka, ya Buds. Kalau gak, setidaknya jangan ditendang atau diseret-seret seperti hina gitu. Tetap bersimpati biar masih diberikan rezeki lebih oleh-Nya dan didoakan juga oleh kucing itu buat kebaikan kita, aamiin.


2. Anak Bungsu yang Berperan Andil Membantu di Rumah


Peran-Sederhana-Dalam-Keseharian

Peranku sebagai anak yang terlepas selain tanggung jawab aku buat selalu berbakti kepada kedua orangtua dan menghargai mereka. Nah, aku pun masih dibutuhkan oleh mereka di rumah. Kenapa? Ya, aku tiap harinya membantu mereka membersihkan rumah. 


Mulai dari menyapu rumah, mengepel lantai, menyuci piring, dan lain-lainnya. Aku mengerjakannya tiap hari sendiri. Lho kenapa sendiri? Karena sebagai anak bungsu, aku yang paling dibutuhkan tenaganya di rumah ini. Kalau kakak aku sudah punya anak mungkin dia lebih repot dengan bayinya, mencuci pakaian bayinya dan kerempongan lainnya juga. Kalau abang juga sibuk dengan pekerjaannya. 


Jadi, mau tidak mau aku pasti harus membantu itu. Selain itu juga, karena aku beda generasi dengan mereka. Kedua ortu aku genarasi tahun 50-60an sementara aku generasi 90an maka apapun masalah gadget selalu aku dipanggil. Kadang setelah aku memberitahu mereka cara-cara menggunakannya, namun tetap saja tiap kali ada yang membingungkan aku selalu dibutuhkan.


Bahkan aku sempat bilang “Ma, Pa caranya itu sama saja dengan yang lama.” Tapi mereka tetap lupa atau kekeuh meminta tolong itu, barangkali juga mereka agak lama menyelesaikan masalah itu. Sementara aku begitu dipanggil, masalahnya clear. Seperti ini, kedua orang tuaku itu pernah aku beri tahu gimana caranya menyimpan nomor, melihat nomor di wa, atau lainnya tapi begitu ada nomor baru lagi yang disimpan aku selalu diminta tolong. Hahaha begitulah kadang mau kesel ya gimana, namanya aja orangtua :D


Aku selalu siap membantu mereka, asalkan begitu aku mengerjakan sesuatu mereka jangan sampai mendesak harus sekarang. Nah, di sini aku juga berdebat padahal pas aku sedang bersantai dan ngobrol dengan mereka malah diam-diam saja. Hehehe tapi kalau peranku dalam rumah sudah selesai aku biasanya juga membantu yang bisa dibantu. 


Misalnya aku diminta tolong beli sesuatu di Supermarket, dengan sigap aku bawa motor langsung ke tempat itu. Sekalian aku juga sudah lama tidak keluar setelah demam ini. Nah, kayak minggu lalu itu aku ingin pergi belanja makanan, begitu juga dengan Mama dan Kakak yang malah nitip sesuatu. Jadi apapun itu, selama aku bisa bantu maka di sini aku senang berperan meski anak bungsu yang bukan yang paling kecil lagi di rumah.


Baca juga: Belajar Dari Anak Kecil, 4 Sifat yang Dapat Dijadikan Pelajaran Hidup Bagi Dewasa


3. Menjadi Anak Terakhir tapi Bukan yang Paling Kecil


Peran-Sederhana-Dalam-Keseharian


Gimana ceritanya? Ya, di tanggal 2 Februari kemarin aku dikarunia seorang keponakan laki-laki. Hari dan tanggal yang cantik, secara normal. Tapi ada hal lain yang sebenarnya ingin aku sampaikan. Selain rasa syukur sudah mendapatkan keponakan baru.


Begitu aku punya keponakan kedudukan ini sudah berganti bukan yang paling kecil lagi di rumah ini. Tapi dewasa ini, aku tidak mungkin cemburu atau merasakan yang lainnya. Dan aku menyadari ini, semua tidak bisa disanggal. Itu artinya dunia itu selalu berputar. Saat dulu menjadi yang paling kecil, mungkin nantinya akan mendapatkan keturunan jadi bukan yang paling kecil lagi. 


Ya kita sedang berada dalam kehidupan, tiap masanya pun kita bisa berbeda. Dalam artian kita semua akan berubah. Entah berubah baik dari segi sikap, tingkah laku, pun fisik. 


Mau seperti apapun peran kita, sekecil apapun itu. Tetaplah hargai peran kita, sebab kita akan menjadi remeh jika tak menghargai itu. Jadilah orang yang bermanfaat bagi sesama. Mungkin dunia akan berputar dan berubah, tapi selama kita berada di dunia menjadi orang yang berguna maka dunia lah yang mengejar kita. Karena kita hidup buat akhirat juga kan. Maka kita mesti banyak-banyak memberi dan menolong orang lain. Bukan ingin menyuruh atau gimana, akan banyak manfaatnya jika kita sudah menjadi orang yang suka menolong. Baru di keluarga saja, bagaimana jika orang lain dan hidup mereka yang kita bantu. Mungkin saja, mereka akan bertekuk lutut buat mengatakan terima kasih dan syukur lebih dalam. 


Semoga sharing kali ini bermanfaat ya Buds. Kalau ada yang salah jangan ditiru, ambil sisi positifnya saja. Baiklah, apa-apa saja nih peran penting bagi sahabatulfah dengan menggaliny dari keseharian? Yuk kita sharing di komentar. See you next artikel Buds! 😍

11 comments:

  1. Saya suka dengan artikelnya seperti refleksi buat diri sendiri supaya lebih bersyukur yaa jadi tau kalau kita punya peran di kehidupan orang lain.

    ReplyDelete
  2. Harus kuakui sih. Keberadaan adik bungsu tu membantu banget. Dia tu seringnya menjadi seorang yang disuruh-suruh. Dan nggak boleh marah. Aku sih yakin dalam hati mungkin dia ngedumel. Tapi dia nggak kuasa buat ngedumel. Hehehe...

    ReplyDelete
  3. Masya Allah luar biasa mbak, semoga bisa menjadi ladang pahala

    ReplyDelete
  4. Hemmm bener banget sih, aku jadi anak bungsu yang seperti itulah. Kadang kalau ada apa-apa dirumah, posisi aku lagi diluar kota pasti aku yang disuruh pulang buat cek dan bantu orang tua dirumah. Jadi korbannya terus kalau disuruh-suruh, tapi membantu orang tua mah gak ada capek-capeknya, malah bisa melepas kangen setelah lama diperantauan..

    ReplyDelete
  5. wahh senengnya ada tambahan keluarga baru ya mbak, pasti rame nih rumah
    bener kata mba Eni, post ini seperti refleksi diri gitu, mau nggak mau hal hal seperti ini udah jadi kebiasaan kita ya

    ReplyDelete
  6. Xixi, kalau bicara posisi anak, aku tuh anak ketiga dari 5 bersaudara, jadi anak tengah. Kadang suka disuruh-suruh sama kakak, tapi bisa ngebales nyuruh ke adik saya yang no 4. Hehe, derita anak tengah, terhimpit antara me- dan di-

    ReplyDelete
  7. Mba Ulfah, baca tulisan ini bikin aku merenung. Ketika aku mikir aku kok gini-gini aja, mediocre, alhamdulillah tersadarkan kalau aku punya peran dalam kehidupan orang lain. Semoga selalu dimampukan untuk menjalani berbagai peran dalam kehidupan.

    ReplyDelete
  8. setuju kalo kucing itu mood booster.. walau tingkah mereka sering bikin kesel.. mana ngabisin duit hahahahaha... aku punya 12 kucing betewe... untuk pekerjaan rumah dan ngurus kucing udah saya bagi tugas ke anak anak saya.. jadi ngajarin mereka tanggung jawab juga

    ReplyDelete
  9. Punya kucing itu memang hiburan banget, saat kita sedih mereka sepertinya tahu dan tanpa diminta mereka pun menghibur kita dengan cara mereka

    ReplyDelete
  10. Love banget sama artikelnya jadi mikir buat diri sendiri juga. Anw aku yang ga suka sama kucinh gara2 banyak kucing tetangga masuk buang kotoran di halamanku huhu

    ReplyDelete
  11. Saya juga kadang nerasa remeh tetapi setelah yakin dan memotivasi diri bahwa pasti ada peran penting yang bisa dilakukan untuk orang lain, saya stop insecure juga

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungannya, dont forget tinggalkan jejak (Komentar akan dimoderasi) dan saling follow ya, thanks 🙏😊

Theme images by diane555. Powered by Blogger.