Skill Komunikasi, Seni Menautkan Pikiran dan Rasa kepada Lawan Bicara

November 28, 2022
Seni-Berkomunikasi-kepada-Lawan-Bicara



Pernah gak sih sahabatulfah menemukan kasus ketika berbicara dengan orang lain, saat kita berbicara orang tersebut malah merespon pembicaraan kita dengan jawaban yang beda? Atau hanya menjawab dengan anggukan "Iya" saja. Bahkan tak jarang orang menganggap ceritanya ternyata kurang menarik atau dia salah mengucapkan sesuatu jadinya tidak didengarkan.


Padahal sebenarnya bukan sepenuhnya kita menyalahkan diri sendiri, kadang bisa jadi datang dari lawan bicara tersebut. Banyaknya orang hanya ingin didengarkan saja, mereka tidak belajar bagaimana cara mendengarkan dengan baik, boro-boro malah menyimak apa yang kita sampaikan.


Nah, begini aku mengatakan ternyata skill komunikasi itu bukan hanya dimiliki oleh orang tertentu saja, bukan diperlukan di dunia kerja atau pendidikan saja. Melainkan juga buat kita sebagai manusia yang memang dijadikan sebagai makhluk sosial oleh Allah. 


Dan seringnya seminar diselenggarakan oleh beberapa lembaga dan berbicara fokus seputar pada bagaimana caranya menyampaikan pesan dengan baik kepada orang lain, bagaimana supaya menjadi public speaking yang baik dan tentunya mendapatkan respon baik dari orang lain. Namun jarang sekali, seminar atau acara-acara keren yang meluruskan berkomunikasi yang baik itu terletak pada komunikasi yang peduli. Peduli denvan hati dan pikiran lawan bicaranya.

Ini buat kesehatan mental sangat berguna, lho.

Tak jarang banyaknya orang yang merasa dirinya tidak didengarkan di lingkungan sekitarnya. Karena apa? Karena orang yang bicara ini tidak berfokus pada hati dan pikiran lawan bicaranya, namun pada caranya berkomunikasi saja. 


Balik lagi kepada kita, kita ini individu yang mestinya sadar dengan sekitar kita. Berbeda lho, saat kita berbicara dengan orang yang memang peduli dengan kita dan saat kita berbicara dengan orang yang hanya sekadar mendengarkan saja namun di sisi lain mereka tidak benar-benar paham dengan apa yang kita sampaikan.



Menurut Everett M Ragers, komunikasi adalah sebuah proses pengalihan ide dari satu sumber ke satu penerima lainnya dengan tujuan agar mengubah tingkah laku. Peneliti menunjukkan komunikasi dapat menjadi proses tukar pikiran, tukar informasi, atau bahkan berharap seseorang ikut dapat bertingkah, berpikir, pun merasakan seperti apa yang kita sampaikan tersebut.


Maka dari masalah tersebut, aku ingin berbagi sedikit jurus berkomunikasi dengan baik dan benar bersama lawan bicara.


Pastinya bukan karena aku pintar, aku hanya sering memperhatikan kemudian mendapatkan kesimpulan dari hal yang kuperhatikan tersebut.

  

Beberapa hal yang harus diperhatikan saat membangun komunikasi yang baik dengan lawan bicara:


1. Ikut Berbicara Tentang Apa dan Bagaimana Lawan Bicara Pikirkan/ Rasakan



Kita sebagai manusia pastinya dapat merasakan kalimat atau jalan pikiran yang mana yang ingin mereka sampaikan. Karena sejatinya, manusia itu punya empati yang tinggi saat mereka menautkan pikiran dan hatinya kepada lawan bicara ini. 


Misalnya, lawan bicara tentang sesuatu yang disukai. Setelah itu, kita dapat menerima ucapan dari mereka (menerima bukan berarti harus menjawab Iya selalu), mempercayainya/ respek terhadap ucapannya, dan kemudian dapat merespon dengan tulus dengan ucapan yang baik.


Kita juga dapat menyinkronkan antara komunikasi verbal dan non verbal terhadap lawan bicara. Bahkan terkadang kita juga dapat mendeteksi kebenaran atau tidak ucapan yang disampaikan oleh lawan bicara lewat gerakan atau tindakannya. 


2. Membangun Kesadaran dan Rasa Hormat Kepada Lawan Bicara



Membangun kesadaran tentang bersama siapa dan apa yang mesti kita ucapkan. Misalnya kita berbicara dengan orang yang lebih tua, sebaiknya gunakan kata-kata yang menunjukkan rasa hormat kita kepadanya karena itu kita mesti sadar saat berbicara kepada yang lebih tua pastinya gak mungkin menggunakan menyapa dengan panggilan nama saja atau lain-lainnya.

Tak hanya, tentang sapaan saja. Kadang kita mesti memperhatikan bagaimana nada saat berbicara. Kita yang hendak berbicara kepada yang sama besar pastinya nadanya bisa netral atau biasa saja. Tapi berbeda dengan berbicara kepada orang yang lebih tua, maka tidak mungkin nadanya meninggi atau kita bersikap seolah-olah lebih dewasa dibandingkan mereka. Begitu juga saat bersama orang yang lebih kecil, kita dapat berbicara dengan nada yang tidak terlalu serius atau sesuai dengan umur mereka. 

Makanya perlu banget nih, teknik berkomunikasi dengan cara bangun kesadaran kita sehingga tetap menunjukkan komunikasi peduli kepada lawan bicaranya.



3. Terbuka Atau Seni Menyatakan Diri



Yap, gak melulu soal orang lain kok. Terkadang kita juga dapat terbuka tentang apa yang dipikirkan dan dirasakan. Hal ini kita sampaikan dengan jujur dan terbuka, jika memang itu tidak menyangkut masalah privasi kita.

Terbuka menjadi tiang dalam komunikasi. Semakin terbuka seseorang saat berkomunikasi maka akan semakin seru bercerita dengannya. Sering kan ya kita melihat orang lain bercerita terlihat seru? Mungkin dia sudah menerapkan keterbukaan ini dalam berkomunikasi.

Misalnya saja, kita senang saat lawan bicara, menceritakan tentang suatu hal kepada kita. Nah, adakalanya kita menunjukkan rasa senang tersebut kepadanya atau kita ekspresikan dengan kata-kata dan tindakan seperti halnya kita menyukai pembicaraan tersebut. Hal ini, kita tunjukkan sebenarnya untuk membangun komunikasi dan terjalin komunikasi yang terus menerus sehingga bisa jadi semakin seru dan menyenangkan.

So, yuk mulai bangun komunikasi dengan menautkan hati dan pikiran kita penuh kepada lawan bicara. Supaya kita menjadi manusia sosial seutuhnya. Hehehe, semoga kita dapat membangun komunisi peduli kepada lawan bicaranya. karena itu baik buat mental. Bahkan ikut menunjukkan rasa kemanusiaan kita terhadap lawan bicara tersebut. 

So, seberapa penting sih skill komunikasi bagi kalian?


No comments:

Terima kasih atas kunjungannya, dont forget tinggalkan jejak (Komentar akan dimoderasi) dan saling follow ya, thanks 🙏😊

Theme images by diane555. Powered by Blogger.